Tulisan ini coba kami angkat agar adanya pengertian yang selaras akan identitas masyarakat komering,
sebuah identitas yang mungkin paling banyak di sangkal dari beraneka ragamnya suku-suku yang ada di sumatera selatan maupun kemungkinan indonesia karena adanya anggapan pada masyarakat komering, dibalik stigma negatif yang ada dimasyarakat luar tentang komering, masyarakat komering dikenal sangat tekun akan beribadah, pandai berdagang dan negosiasi berkebun adalah mayoritas yang dikerjakan masyarakat komering selain bertani.
Apakah masyarakat komering hanya dikenal sebagai masyarakat yang kenal akan kekerasan dan brutal sehingga hal sepelepun masyarakat luar komering mengingkari akan keberhasilan masyarakat komering ironis memang masyarakat luar komering hanya tahu duku palembang bukan duku komering.
Bagi masyarakat komering sendiri suatu kebanggaan lahir ditanah komering walau entah berasal dari mana dan sejak kapan stigma tersebut melekat pada masyarakat komering, bila dirunut dan ditelusuri sedikit hal ini berkaitan akan kebiasaan masyarakat Sumatera Selatan khususnya masyarakat komering yang gemar membawa lading garpu (sejenis pisau) dipinggang dalam bepergian keluar rumah dan dengan kemajuan akan teknologi dan pola fikir masyarakatnya lambat laun kebiasaan yang sejak lama tersebut mulai ditinggalkan walau tetap memegang prinsip “dang mulai mona dang lijung aman ko tiboli'” sebuah prinsip yang masih akan tetap terpegang oleh masyarakat komering dimanapun.
Dari berbagai cerita dan tulisan yang beredar tentang masyarakat, keseharian dan adat istiadat komering banyak pula yang berisi tentang hujatan dan prasangka tanpa mengetahui latar belakang masyarakat dan sifat pada umunya. Sebuah identitas yang seakan tabu untuk diakui oleh orang komering sendiri karena stigma yang selalu mengikat kami yang muncul entah kapan dan entah sampai kapan. Masyarakat komering hanya berharap dapat memberikan kontribusi nyata pada pembangunan dan pada masyarakat komering sendiri pada umumnya.
Semoga masyarakat komering tidak menjadikan identitasnya sendiri seolah tabu untuk diakui walau sulit dan butuh waktu yang lama setidaknya masyarakat komering memiliki kesamaan dengan masyarakat lain di sumatera selatan dan di indonesia bahkan di dunia manapun masyarakat komering tidak pernah menutup diri akan kemajuan dan perubahan waktu demi waktu.
Sebuah aneka ragaman budaya yang selalu mewarnai kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.